Jumat, 09 April 2010

Pernikahan Yang Dilarang

Dalam agama Islam ada beberapa bentuk pernikahan yang dilarang. Menurut imam Syafi’i RA ada Sembilan pernikahan yang batal secara hukum.
Pertama, pernikahan syighar. Pernikahan syighar itu semacam pernikahan barter. Seseorang menikahkan anak atau kerabatnya dengan maskawin mengawini anak atau kerabat pihak laki-laki. Dalam hal ini keperawanan masing-masing menjadi maskawin.
Kedua, nikah mut’ah yaitu pernikahan yang diberi jangka batasan waktu. Nikah mut’ah kerap pula disebut dengan nikah muaqqat (terkait waktu). Misalnya menikah hanya sebulan atau dua bulan saja. Sementara dalam Islam diajarkan pernikahan untuk selamanya dan membina keluarga.
Ketiga, pernikahan yang dilakukan oleh orang yang tengah berihram, baik pihak suami atau istri yang tengah melaksanakan ihram, baik ihram haji atau umrah.
Keempat, pernikahan yang dilakukan oleh para wali untuk seorang wanita dengan beberapa laki-laki secara tidak disadari dan diketahui. Misalnya, terjadi pernikahan yang dilakukan oleh beberapa orang yang merasa wali seorang wanita dengan laki-laki yang berbeda, namun objek istri hanya satu, serta tidak diketahui mana yang lebih dahulu dari perkawinan itu.
Kelima, menikahi wanita yang tengah dalam keadaan iddah (masa transisi) baik iddah karena suami mati atau cerai. Jika pernikahan ini telah mengakibatkan hubungan intim, maka keduanya dihukum sebagai hukuman zina.
Keenam, pernikahan dengan wanita yang diragukan kehamilannya sebelum habis masa idahnya. Dalam hal ini harus ditunggu dulu statusnya. Apakah benar-benar hamil atau tidak.
Ketujuh, pernikahan seorang muslim dengan wanita kafir termasuk wanita yang murtad yang bukan dari kalangan ahli kitab (Yahudi dan Kristiani).
Kedelapan, perkawinan dengan menikahi wanita yang suka berganti agama. Wanita seperti ini tidak boleh dinikahi sebelum masuk Islam sepenuhnya.
Kesembilan, perkawinan wanita muslimah dengan laki-laki kafir dan termasuk ahli kitab. Jika salah satu pasangan ini atau keduanya murtad sebelum dikhul (malam pertama), maka batallah pernikahan mereka.
Demikianlah sembilan pernikahan yang dilarang dalam Islam. Tulisan ini adalah ringkasan dari artikel yang ditulis oleh Mustafa Helmy dan diterbitkan oleh majalah perkawinan dan keluarga pada edisi No. 444/XXXVII/2009. Semoga bermanfaat.

Yang dibenci Pria Saat Bercinta

Pria dan wanita adalah dua individu yang berbeda. Tak terkecuali dalam hal bercinta. Banyak hal yang dilakukan pria atau wanita yang membuat satu sama lain merasa tidak nyaman saat berhubungan intim.
Jika wanita hanya berbaring diam. Inilah yang paling tidak disukai pria. Pasangan diam saja selama intercourse, dan jika wanita berharap pria yang akan melayaninya sepanjang malam.
Jika wanita tidak membelainya. Hampir semua wanita pasti senang kalau tubuhnya disentuh atau dicium. Sama halnya dengan pria. Meskipun ada diantara mereka yang tidak mengakuinya.
Jika wanita tidak ikut berpartisipasi. Beberapa wanita yang masih konservatif sering berpikir bahwa prialah yang mengambil peran 100 persen dalam hubungan intim. Inilah kesalahan yang perlu anda ketahui. Anda perlu belajar bagaimana ikut mengambil bagian dalam kegiatan ini.
Jika wanita tidak menunjukkan perasaan atau ekspresi. Tidak usah jaim. Bila anda mulai menikmati apa yang dilakukannya, jangan ragu menunjukkan lewatekspresi wajah entah saat terangsang, atau saat mencapai orgasme. Tidak perlu malu menyuarakan desahan atau jeritan kecil, karena hal ini akan membuat gairahnya semakin meningkat.
Jika wanita tidak pernah bereksperimen. Jika anda tidak ingin kehidupan seksual anda datar-datar saja, atau membosankan, segera ambil inisiatif dan bertindaklah sebelum terlambat. Jangan hanya mengandalkan gaya missionary lakukan juga posisi woman on top atau spooning. Atau dengan memakai lingerie yang seksi, melepas seluruh pakaian anda dengan menggeliat ala penari striptease atau bahkan meniru adegan film-film erotis.
Jika wanita tidak pernah berinisiatif untuk mengajak bercinta. Pria tidak suka jika wanita tidak pernah menjadi pihak yang pertama melakukan sesuatu. Tidak perlu malu atau mempertahankan tradisi bahwa wanita tidak layak menjadi pihak yang mengajak. Jika anda memang sedang menginginkannya katakana dengan terus terang.
Jika wanita tidak berhenti bicara. Pria tahu bahwa kita senang berbicara, tetapi jangan membicarakan pacar baru teman anda atau detergen yang lupa anda beli di mini market saat sedang intercourse.
Jika wanita mengkhawatirkan sesuatu yang tidak penting. Bercinta membutuhkan konsentrasi. Karena itu tak perlu memperdulikan sesuatu di sekitar anda. Seperti suara jatuhnya benda, tetangga yang sedang bertengkar dan lain-lain.
Tutie/kompas. Majalah perkawinan dan keluarga No. 444/XXXVII/2009